Pluralitas Masyarakat Indonesia

Pluralitas dan Multikultural Di Indonesia


Pluralitas adalah keberagaman atau kemajemukan yang terdapat dalam suatu bangsa atau masyarakat Indonesia yang mendorong tumbuhnya persatuan dan kesatuan. Keberagaman ini di Indonesia dapat kita lihat dari keanekaragaman suku bangsa , agama, ras, etnik, bahasa, adat dan budaya. Keanekaragaman ini memiliki potensi sebagai pemicu timbulnya perpecahan kalau tidak segera disikapi dengan baik oleh setiap elemen atau unsur yang terdapat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.

Yang saya maksudkan dengan sikap di sini adalah jiwa pluralisme. Pluralisme adalah siap menerima berbagai elemen yang ada di luar diri atau kelompoknya seperti pluralitas tadi dengan bersikap toleran, memiliki tenggang rasa, menghargai dan menumbuhkan rasa saling percaya-mempercayai di dalam masyarakat plural itu sendiri.

Pluralitas Masyarakat Indonesia

Sikap pluralisme ini akan tumbuh apabila individu atau kelompok di tengah-tengah masyarakat sudah memiliki kematangan kepribadian dan intelektualitas sehingga mampu atau dapat menerima adanya kebebasan dalam beragama, kebebasan berpikir, berpendapat dan lain-lain, yang pada akhirnya akan tercipta sikap toleransi antara pribadi atau antarkelompok.

Kalau semua itu sudah terwujud maka kebinekaan yang ada di Indonesia akan membawa berkah tersendri pada bangsa dan masyarakat Indonesia. Seperti motto yang diidam-idamkan oleh masyarakat Indonesia selama ini, yaitu "Bhineka Tunggal Ika" yang berarti berbeda-beda tetapi hakekatnya satu jua.

Senada dengan pluritas yang kita bahas di atas, di dalam masyarakat kita juga akan sering menjumpai istilah multikultural. Kata multikultural diadopsi dari bahasa Inggris yaitu "multi" yang berarti banyak dan "culture" yang artinya budaya.

Jadi multikultural maknanya, masyarakat yang memiliki banyak kebudayaan. Artinya masyarakat multikultural  adalah masyarakat yang anggotanya terdiri atas berbagai golongan, suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Mereka hidup bercampur-baur dalam satu wilayah.

Masyarakat yang multikultural merupakan sumber-sumber nilai yang sangat penting bagi terpeliharanya kestabilan kehidupan masyarakat. Karena walau terdapat perbedaan hak dan kewajiban, masing-masing kelompok tersebut mempunyai nilai-nilai luhur yang dijunjung bersama yaitu perasaan senasib dan sepenanggungan sebagai masyarkat Indonesia, sehingga perbedaan yang ada di junjung tinggi dan sangat dihargai tanpa adanya perbedaan hak dan kewajiban.

Silahkan baca juga Fungsi Keragaman Budaya

Kata kunci yang haruis dimiliki oleh setiap kita atau kelompok dalam masyarakat yang plural demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa adalah memiliki sikap :

  • Toleransi
  • Tenggang rasa
  • Hormat menghormati
  •  Saling menghargai
  • Menumbuhkan sikap salinjg percaya
Demikianlah pembahasan singkat kita mengenai Pluralitas Masyarakat Indonesia, semoga bermanfaat dalam membuka wawasan kita.
Faktor Pendorong Kerjasama Antarnegara ASEAN

Faktor Pendorong Kerjasama Antarnegara ASEAN

Faktor pendorong Kerjasama Antarnegara ASEAN

Pada artikel kita kali ini kita akan meninjau apa saja faktor pendorong kerjasama antarnegara di kawasan ASEAN sehingga nyambung dengan pembahasan kita sebelumnya tentang Letak dan Posisi Geografis Negara ASEAN, karena pada artikel tersebut kita sempat membahas sedikit mengenai faktor pendorong berdirinya ASEAN ini.

Langsung saja, berikut ini adalah beberapa faktor yang menjadi pendorong tumbuhnya kerjasama antarnegara di kawasan ASEAN.

1.Persamaan dan Perbedaan Sumber Daya Alam 

Persamaan dan perbedaan sumber daya alam menimbulkan interaksi yang saling membutuhkan antara dua negara atau lebih yang mempercepat terjalinnya kerjasama antarnegara untuk mengisi kekosongan yang ada pada setiap negara.

Misalnya, beberapa tahun belakangan ini, Indonesia mengimpor beras dari Thailand sebagai penghasil beras utama di ASEAN, sedangkan Thailand mengimpor komoditas kayu dari Indonesia sebagai negara produsen kayu terbesar di ASEAN.

Dari segi persamaan SDA misalnya, Indonesia dengan negara-negara penghasil minyak bumi mebentuk organisasi bersama bidang pengelolaan minyak bumi secara terpadu.

2.Persamaan dan Perbedaan Wilayah

Walaupun negara-negara ASEAN memiliki letak geografis yang sama seperti yang pernah kita singgun pada artikel sebelumnya, namun tentu saja kondisi wilayah setiap negara-negara itu berbeda-beda. Perbedaan dan persamaan ini tentu saja mendorong negara-negara tersebut menjalin kerja sama untuk menjaga stabilitas dan keamanan kawasan di Asia Tenggara.

3.Perbedaan Perkembangan Teknologi

Kerja sama dalam pengembangan teknologi harus terus dilanjutkan dan ditingkatkan antara negara-negara yang sudah maju teknologinya dengan negara-negara yang masih terbelakang dan berkembang atau antarnegara yang sama tingkat teknologinya. Penyerapan teknologi hendaknya dilakukan menurut-tahapan-tahapan dan kemampuan negara-negara tersebut menyerap teknologi. Tahapan-tahapan ini berbeda-beda pada setiap negara tergantung SDA dan SDM yang dimiliki. Hendaknya negara yang memiliki teknologi yang sederhana dapat memenuhi kebutuhan teknologi tinggi dengan mendatangkan peralatan teknologi dari luar negeri.

Kerja sama teknologi dapat dilakukan dengan transfer teknologi (TOT) terhadap peralatan teknologi yang dibeli oleh suatu negara. Misalnya Indonesia membeli kapal selam dari Korea Selatan dengan perjanjian negara tersebut mau mengajarkan atau mentranfer teknologi pembuatan kapal selam kepada Indonesia.

4.Perbedaan dan Persamaan Budaya

Budaya merupakan salah satu ciri khas suatu negara. Corak hidup sehari-hari penduduk suatu negara identik dengan corak budayanya. Budaya yang unik dapat menjadi potensi yang sangat berharga untuk mendorong kunjungan wisatawan. Budaya dapat menjadi objek wisata yang sangat menarik bagi wisatawan asing.

Perbedaan budaya antarnegara akan mendorong terjalinnya kerja samadi bidang budaya. Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam memiliki kesamaan budaya, yaitu budaya Melayu. Persamaan ini mendorong adanya kerja sama dalam rangka melestarikan budaya Melayu.

Itulah beberapa Faktor Pendorong Kerja Sama Antarnegara ASEAN, semoga bermanfaat!

Letak dan Posisi Geografis Negara-negara ASEAN

Letak dan Posisi Geografis Negara-negara ASEAN


ASEAN merupakan singkatan dari Association of South East Asian Nations merupakan organisasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok yang ditandatangani oleh utusan para menteri luar negeri lima negara pendiri Asean, pada tanggal 8 Agustus 1967.

Kelima menteri luar negeri itu adalah Adam Malik (Indonesia), Narsisco Ramos (Filfina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand).

Di awal pembentukan, ASEAN beranggotakan lima negara anggota, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filifina. Kemudian bertambah lima negara anggota lagi dari Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Jadi keseluruhan anggota ASEAN berjumlah sepuluh negara anggota hingga saat ini.

Ada beberapa kondisi yang mendorong terbentuknya organisasi kerja sama ini, yakni adanya beberapa kesamaan dan perbedaan karekteristik fisik dan sosial yang dimiliki oleh setiap negara anggota. Kerja sama negara-negara anggota Asean merupakan bentuk interaksi antarruang.

Letak Geografis ASEAN


Letak geografis wilayah Asia Tenggara berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta dua samudra yaitu  Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Letak dan Posisi Geografis Negara-negara ASEAN

Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut:

a.Batas sebelah utara adalah Tingkok
b.Batas sebelah selatan adalah Samudra Hindia, Timor Leste dan Australia.
c.Batas sebelah barat adalah Samudra Hindia, Teluk Benggala, dan Anak Benua India.
d.Batas sebelah timur adalah Papua Nugini dan Samudra Pasifik.

Posisi Geografis Asean


Posisi geografis (astronomis) negara-negara yang tergabung  dalam ASEAN  terletak di wilayah Benua Asia, tepatnya di 260 LU-110 LS dan 930BT-1410BT. Jadi sebagian besar wilayah negara-negara Asia Tenggara terletak di belahan bumi utara dan berada di lintang rendah. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar negara Asia Tenggara beriklim tropis, kecuali wilayah Myanmar bagian utara beriklim subtropis yang memiliki empat musim sepanjang tahun, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin.

Untuk daerah-daerah yang beriklim tropis hanya memiliki dua musim, musim penghujan dan musim kemarau. Daerah iklim tropis di pengaruhi oleh iklim monsun ini berakibat pada banyaknya hutan tropis yang lebat dan selalu hijau. Angin yang bertiup di kawasan ASEAN meliputi angin pasat tenggara, angin pasat timur laut, angin musim timur, angin musim barat laut, serta angin musim barat daya dan tenggara.

Catatan:


Sebagian besar wilayah berupa laut dengan luas sekira 5.060.100 km2. Luas daratan wilayah negara-negara di Asia Tenggara sekira 4.812.000 km2. Satu-satunya negara di Asean yang tidak memiliki wilayah laut adalah Laos. Luasnya laut di wilyah ini menyebabkan negara-negara di kawasan ini memiliki hasil laut yang melimpah terutama negara Indonesia.

Di bagian utara, ASEAN dipisahkan oleh bagian dari rangkaian Pegunungan Himalaya. Di sebelah selatan, pada batas barat dan timur, batas alam ASEAN ditandai dengan adanya busur gunung api. Busur gunung api merupakan pengangkatan lempeng Pasifik dan lempeng Hindia.

Wilayah alamnya dibagi menjadi subwilayah daratan utama (Benua Asia) dan wilayah kepulauan (perairan). Negara-negara yang termasuk subwilayah daratan meliputi Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja dan Vietnam. Adapun yang termasuk subwilayah kepulauan meliputi Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Filipina.

Ciri subwilayah benua (daratan) adalah terdapat banyak lembah yang terbentuk dari endapan alluvial. Endapan ini terpisah satu sama lain oleh rangkaian pegunungan. Sedangkan subwilayah kepulauan dicirikan oleh adanya lingkungan laut dan pulau.

Oleh karena itu berdasarkan kondisi di atas, bentuk geografis negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) dibagi menjadi empat tipe, yakni:

a.Berbentuk hampir seperti lingkaran (compact), misalnya Kamboja.
b.Berbetuk kepulauan yang terpisah-pisah (fragmanted), misalnya Indonesia dan Filipina.
c.Berbentuk memanjang (elongated), misalnya Vietnam.
d.Berbentuk lebih kompleks dan beragam, biasanya terdapat daerah yang memanjang seperti tangan (protuded), misalnya Thailand dan Myanmar.

Demikianlah materi singkat tentang Letak dan Posisi Geografis Negara-negara ASEAN semoga dapat menambah bacaan bagi para pelajar yang sedang berkutat dengan materi yang sama. Terima kasih dan jangan kapok berkunjung kembali.

Teungku Muhammad Daud Beureueh

Beureueh, Sigli, 1900 Banda Aceh, 10 Juni 1987). Ulama, pejuang kemerdekaan, dan pemimpin pemberontak rakyat Aceh terhadap pemerintah RI pada zaman Orde Lama.

Teungku Muhammad Daud Beureueh

Nama Kecilnya Muhammad Daud. Tambahan “Beureueh” di belakang namanya menunjukkan desa tempat kelahirannya, Beureueh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie.

Di depan namanya sering ditambahkan “Teungku” yang bagi masyarakat Aceh merupakan gelar khusus untuk ulama.

Sungguhpun tidak pernah masuk sekolah formal, Daud Beureueh tidak buta huruf Latin. Pada tahun 1931, ia mendirikan Madrasah Sa’adah Adabiyah di Sigli.

Teungku Muhammad Daud Beureueh dikenal sebagai ulama yang berpendirian tegas. Ia sering berbeda pendapat dengan penguasa, terutama tentang pemerintahan dan agama.

Ia sangat anti komunis yang dipandangnya sebagai musuh Islam, Karena itu, umat Islam Aceh diperintahnya supaya menjauhkan diri dari PKI ketika organisasi itu mulai berkembang di sana,

Pada tahun 1939, di Aceh, didirikan PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh), Teungku Daud Beureueh terpilih sebagai ketua.

Organisasi ini kemudian menggembleng rakyat Aceh untuk mengadakan pemberontakan terhadap pemerintahan Hindia Belanda.

Pada waktu Jepang berkuasa di Aceh, ia pernah di tahan karena ia dicurigai sebagai pemimpin dan ulama pemberontak. Tetapi tak berapa lama kemudian ia dibebaska kembali.

Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, ia bersama pengikutnya berjuan dengan gigih untuk mempertahankan Republik Indonesia di front Aceh.

Atas jasanya ini ia diangkat oleh Presiden Soekarno menjadi anggota DPA RI di Aceh.

Pada waktu pembentukan TNI sebagai gabungan TRI dengan laskar-laskar rakyat, di Aceh masih terdapat berbagai pertentangan.

Di belakang Teungku Daud Beureueh masih banyak pengikutnya yang terdiri dari berbagai kelompok laskar perjuangan.

Akan tetapi dengan menggunakan wibawanya, ia berhasil mempersatukan berbagai kelompok itu menjadi TNI demi persatuan bangsa.

Atas jasanya itu, ia diangkat oleh Wakil Presiden Muhammad Hatta menjadi gubernur militer untuk daerah Aceh, Langkat, dan Tanah Karo dengan pangkat jenderal mayor tituler.

Pada waktu terjadi Agresi II (1948), Teungku Daud Beureueh mengadakan perlawanan terhadap pemerinah Belanda.

Demikian juga ketika Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dibentuk di pedalaman Sumatra di bawah pimpinan Syafruddin Prawiranegara, ia ikut aktif menggerakkan perlawanan rakyat Aceh.

Tetapi ketika pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia diumumkan, Aceh dinyatakan menjadi bagian dari Propinsi Sumatra Utara dengan Medan sebagai ibu kotanya.

Kebijakan pemerintah pusat ini mendapat tantangan dari rakyat Aceh yang merasa haknya dikurangi.
Perdana Menteri Mohammad Natsir datang ke Aceh dalam usaha mencari jalan keluarnya. Rakyat Aceh akhirnya bergabung dengan Propinsi Sumatra Utara (Januari 1951).

Penyelesaian ini dapat dicapai dengan suatu janji pemerintah pusat untuk tidak menolak tuntutan rakyat Aceh akan otonomi daerah.

Akan tetapi keadaan tenang itu tidak berlangsung lama. Awal tahun 1953, ketegangan kembali memuncak dengan adanya isu tentang penangkapan-penangkapan,rapat-rapat rahasia, dan hubungan Teungku Daud Beureueh dengan Kartosuwiryo, pemimipin pemberontakan Darusl Islam (1949-1962).

Para anggota PUSA mengadakan kampanye pemilihan umum dengan isi pidato menekankan perlunya otonomi daerah dan negara Islam.

Bersama para pemimpin PUSA lainnya, Daud Beureueh membentuk Bekas Pejuang Aceh (BPA). Ia disebut-sebut sebagai fokus sentral di belakang dua aktivitas itu.

September 1953, pemberontakan rakyat Aceh meletus, dan Teungku Daud Beureueh memproklamasikan Aceh dan daerah-daerah sekitarnya menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia/Darul Islam,-

karena dalam pandangannya pemimpin Republik Indonesia telah menyimpang dari jalan yang benar dan Republik Indonesia juga dinilai tidak berkembang menjadi suatu negara yang berdasarkan Islam.

Pada tahun 1961, Teungku Muhammad Daud Beureueh kembali ke pangkuan Republik, dan tahun berikutnya keamanan pulih kembali di Aceh. Di hari tuanya, ia menetap di desa kelahirannya.

Perubahan Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan Barat

Perubahan Masyarkat Indonesia Pada Masa Penjajahan Barat


Sebagaimana kita ketahui, sejak portugis menginjakkan kaki mereka di Malaka dan tanah Maluku, sejak itu pula bangsa Barat berlomba-lomba dan bergantian menancapkan pegaruhnya dengan menjajah bangsa Indonesia.
Perubahan Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan Barat
Bangsa-bangsa Barat yang sempat dan pernah menjajah nusantara adalah:

Portugis

Penjajah bangsa Barat ini datang di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque dan barhasil menguasai Malaka pada tahun 1511. Kemudian Francisco Serrao tahun 1512 berhasi mencapai pulau Hitu (sebelah utara Ambon).

Pada tahun 1522, Portugis mengadakan persekutuan dengan Ternate. Belakangan mereka berperang karena Portugis melakukan pengkristenan di Ternate.

Akibatnya tahun 1575 bangsa Portugis terusir dari Ternate dan kemudia pindah ke Tidore dan mendirikan benteng di sana pada tahun 1578. Dan kemudian terusir lagi dan menancapkan kekuasaannya di Timor Leste.

Spanyol

Pada tahun 1521. Yuan Sebastian del Cano bersama dua kapal ekspedisi tiba di Maluku. Di Maluku dia mengadakan persekutuan dengan Kerajaan Tidore untuk menghadapi Portugis yang sudah lebih dahulu ada di Maluku dan sudah mengikat perjanjian dengan kerajaan Ternate.

Kemudian muncullah konflik dan pertempuran antara Portugis dan Spanyol. Konflik tersebut berakhir setelah Paus (pimpinan tertinggi umat Kristen) menengahi dan membawa keduanya ke meja perundingan.

Maka diadakanlah perjanjian Saragosa (Tordesillas) antara Spanyol dan Portugis.

Isi perjanjian tersebut adalah Maluku dikuasai Portugis dan Filipina dikuasai Spanyol. Kemudian ekspedisi Spanyol menuju ke Filipina. tapi sebelumnya mereka pulang dulu dan tiba di negaranya pada tahun 1522.

Belanda

Belanda adalah negara Barat yang paling lama menjajah Indonesia. Mereka pertama kali mendarat di Banten tahun 1596 di bawah komando Cornelis de Houtman. Tetapi begitu mereka tiba langsung diusir oleh masyarakat Banten karena sifat congkak mereka.

Tahun 1598, Belanda datang kembali ke nusantara, kali ini dipimpin oleh Jacob van Neck. Mereka disambut dengan baik oleh masyarakat Banten karena mereka pandai bermuka manis, apalagi saat itu Banten sedang bermusuhan dengan Portugis.

Sejak itulah Belanda menancapkan pengaruh dan kekuasaannya di nusantara sampai kedatangan Jepang tahun 1942. Dan datang lagi setelah kemerdekaan di bonceng oleh Nica. Petualangan mereka berakhir tahun 1949.

Prancis

Bangsa Barat yang satu ini tidak langsung menjajah Indonesia atau tepatnya masyarakat nusantara. (Maaf belum ada Indonesia waktu itu, yang ada adalah kerajaan-kerajaan kecil yang kadang saling bermusuhan dan dihimpun menjadi negara bagian Hindia Belanda oleh kolonial Belanda).

Prancis menjajah nusantara melalui tangan Belanda, setelah Napoleon Bonaparte menaklukan dan menguasai kerajaan Belanda pada tahun 1797. Bahkan raja Belanda saat itu, si Willem V lari terbirit-birit dan minta perlindungan ke Inggris.

Dengan di kuasainya Belanda oleh Prancis, otomotis semua daerah jajahannya juga menjadi milik Napoleon Bonaparte.

Kemudian Louis Napoleon. sang adik memegang kekuasaan atas negeri Belanda dan Hindia Belanda, dan sebagai wakilnya di Hindia Belanda ditunjuklah Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal tahun 1808 dan Jenderal Janssens tahun 1811. Keduanya adalah Orang Belanda yang tunduk sepenuhnya ke Pancis.

Inggris

Pada 3 Agustus 1811 Angkatan Laut Inggris di bawah pimpinan Lord Minto muncul di Batavia. Sehingga terjadi peperangan antara Inggris dan Hindia Belanda di bawah pimpinan Jenderal Janssens.

Karena jenderal Janssens tidak cakap dan lemah, maka dengan mudah Inggris memperoleh kemenangan. Jenderal Janssens menyerah di Tuntang (Salatiga) pada 17 September 1811).

Kemudian Lord Minto selaku Gubernur EIC (East India Company) yang berkedudukan di India menugaskan Thomas Stamford Raffles untuk menjadi penguasa baru di wilayah bekas Hindia Belanda.

Pada tahun 1814, Prancis kalah dalam perang koalisi (gabungan Austria, Prusia, Inggris, Spanyol, Sardinia, dan Belanda). Kemenangan ini dimanfaatkan oleh Belanda, maka ditandatanganilah perjanjian London (Convensi London) yang memutuskan Belanda akan menerima kembali tanah jajahannya yang dahulu direbut Prancis.

Penyerahan Hindia Belanda pun dilakukan dari Inggris ke Belanda pada 19 Agustus 1816 di Batavia. Maka resmi pulalah nusantara kembali ke jajahan Belanda. Dan Inggris kembali ke India dan daerah-daerah jajahannya yang lain.

Bangsa-bangsa barat ini, dengan watak dan perilaku asli mereka, sekecil dan selambat apapun telah dapat merubah pola pikir, sikap dan watak penduduk pribumi yang mereka kuasai.

Penajahan yang paling lama dan memiliki tanah jajahan yang paling luas di Indonesia adalah Belanda. Tentu, sebagai penguasa yang terlama,

Kerajaan Ratu Yuliana ini, paling banyak membawa pengaruh perubahan-perubahan, yang pada akhirnya nanti banyak mempengaruhi perjalanan bangsa Indonesia ke depannya, bahkan setelah negara ini merdeka.

Kolonialisme Belanda telah mampu menguasai hampir seluruh sendi-sendi masyarakat pribumi mulai dari sosial, ekonomi, politik, hukum dan budayanya.

Bahkan wilayah nusantara merupakan salah satu bagian dari Kerajaan Belanda bernama Hindia Belanda, mulai sejak zamannya pemerintahan VOC hingga menjadi pemerintahan Hindia Belanda.

Sekarng, mari kita pelajari, perubahan-perubahan apa saja yang terjadi pada masa penjajahan, khususnya yang terjadi pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

1. Perluasan penggunaan lahan


Karekter tanah di Indonesia yang pada umumnya subur merupakan lahan yang sangat cocok dan bagus untuk mengembangkan pertanian dan perkebunan. Bangsa ini sejak zaman sebelum penjajahan telah mengembangkan teknologi pertanian dan diwariskan secara turun temurun.

Pada masa penjajahan terjadi perubahan besar-besaran dalam penggunaan lahan untuk perkebunan. Ini sejalan dengan timbulnya perkembangan perekonomian dunia.

Belanda memfungsikan tanah jajahan Hindia Belanda sebagai penghasil bahan-bahan mentah untuk industri di negaranya atau dijadikan komoditas ekspor di pasaran Eropa.

Komoditas ekspor yang paling banyak dibutuhkan oleh industri Belanda dan Eropa, adalah karet, tebu, tembakau, timah, tembaga, minyak bumi, dan sebagainya.

Karena alasan kekurangan modal untuk mengusahakan ini, maka pemerintah Hindia Belanda melakukan politik pintu terbuka.

Ini artinya, Belanda memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada para pengusaha swasta asing untuk menanamkan modal di seluruh wilayah Hindia Belanda (sebutan untuk Indonesia pada masa kolonial).

Sejak politik pintu terbuka inilah, kemudian bermunculan perusahaan-perusahaan perkebunan, pertambangan, perindustrian, pengangkutan darat, dan pelayaran, yang kesemuanya itu diusahakan oleh pengusaha-pengusaha Belanda dan bansa Barat lainnya.

2. Persebaran penduduk dan urbanisasi


Pada masa Politik Etis (Politik Balas Budi) tahun 1900, yang diterapkan pemerintah Hindia Belanda terjadi arus transmigrasi dari pulau yang padat penduduknya (Khususnya Pulau Jawa) ke daerah yang jarang penduduknya di luar pulau Jawa.

Pada intinya transmigrasi ini diterapkan untuk menyebarkan tenaga-tenaga murah, umumnya dari pulau Jawa ke daerah-daerah di mana perkebunan tanaman ekspor milik Belanda dikelola, yaitu di Sumatera dan Kalimantan.

Pada perkembangan selanjutnya, setelah muncul berbagai Industri dan tersedianya berbagai fasilitas di perkotaan, dengan sendirinya ini merupakan menjadi daya tarik dan daya dorong bagi masyarakat yang ada di tempat yang jauh dari pusat industri atau fasilitas-fasilitas tersebut untuk pindah dan menetap di kota-kota. maka muncullah yang kita sebut dengan arus urbanisasi itu.

3. Pengenalan tanaman baru


Sejak tahun 1700-an Belanda mengenalkan pada penduduk berbagai jenis tanaman yang bernilai ekspor, seperti kopi, teh, kina, tembakau dan nila. Bahkan tahun 1800-an kopi telah menggantikan beras dalam perdagangan di Asia Tenggara.

Pengenalan jenis tanaman-tanaman ekspor dan teknologinya sangat bermanfaat untuk mengembangkan pertanian dan perkebunan di Indonesia.

4. Penemuan tambang-tambang


Pada akhir abad XIX dan menjelang Abad XX, Belanda mulai membuka lahan untuk pencarian dan penggalian barang-barang tambang. Pertambangan yang digarap adalah pertambangan minyak bumi, batu bara, dan logam.

5. Transportasi dan komunikasi


Untuk memperlancar mobilitas antar barang dan manusia yang akan berperanan penting dalam kegiatan ekonomi dan industri belanda, termasuk juga dalam bidang pertahanan dan keamanan, maka belanda membangun jalan-jalan raya, rel kereta api (di pulau Jawa dan Sumatera), pelabuhan, dermaga dan jaringan telepon.

6. Perkembangan kegiatan ekonomi

Tanam Paksa bentuk Ekploitasi Ekonomi penjajah
Pada masa-masa penjajahan terjadi eksploitasi ekonomi secara besar-besaran oleh Belanda, baik sumber daya manusia Indonesia maupun sumber daya alamnya.

Eksploitasi ekonomi yang sangat menyengsarakan rakyat itu dilakukan hanya semata untuk kemakmuran bangsanya, tanpa menghiraukan kemakmuran masyarakat yang dijajahnya.

Bentuk eksploitasi yang dilakukan oleh penjahat Belanda ini, yang dipaksakan kepada bangsa ini, adalah :

a. Monopoli perdagangan

b. Penyerahan hasil bumi oleh rakyat kepada VOC

c. Sistem pajak tanah (Landrent System)

d. Sistem tanah partikelir

e. Sistem tanam paksa

f. Sistem pengaturan tanah

dan banya peraturan lain yang hanya menambah penderitaan dan kesengsaraan rakyat Indonesia.
Pada masa pasca pintu terbuka dan politis etis kegiatan ekonomi yang dilakukan kolonial dan swasta asing barat, mengalami peningkatan.

Sektor produksi, distribusi dan konsumsi meningkat, Begitu pun dengan ekspor dan impor mengalami peningkatan. Kualitas barang yang dikonsumsi masyarakat juga meningkat. Ini menandakan perekonomian sedang mengarah kepada “kemakmuran”.

Kemakmuran siapa? Pada masa itu masyarakat di nusantara ini nyatanya masih terjajah dan sangat menderita. Kemakmuran dan kesejahteraan itu hanya bagi orang Belanda baik di Hindia Belanda maupun di negerinya, dan juga dinikmati oleh kroco-kroconya, baik itu dari inlander (Pribumi) maupun asing.

7. Mengenal uang

Penjajah Barat mengenalkan uang sebagai alat tukar
Kedatangan kolonial barat, menyebabkan masyarakat mulai mengenal uang sebagai alat tukar atau sebagai alat pembayaran, menggantikan cara-cara barter dan gotong-royong yang sebelumnya sudah terbiasa dilakukan masyarakat dalam kegiatan sehari-hari mereka.

8. Perubahan dalam Pendidikan

Perubahan masyarakat di bidang pendidikan pada masa penjajahan
Pemerintah kolonial Belanda untuk pertama kalinya pada tahun 1848 mengenalkan sistem pendidikan Barat dengan sistem klasikal, berjenis-jenis sekolah (sekolah umum dan kejuruan), dan berjenjang (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi).

Kebijakan pemerintah kolonial Belanda mendirikan sekolah Bumiputra bertujuan untuk menghasilkan pegawai administrasi Belanda yang terampil, murah, dan terdidik.

Demi kepentingan kolonialisme dan imperialisme, pemerintah kolonial dengan sengaja menerapkan prinsip dualisme dalam penyelenggaraan pendidikan di nusantara.

Dualisme merupakan dua kondisi yang satu sama lain saling bertentangan. Misalnya terjadi diskriminasi pendidikan, sekolah khusus untu bangsa Eropa dan sekolah khusus untuk pribumi.

Namun adanya kesempatan pendidikan bagi  pribumi ini merupakan angin segar bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita besar mereka. Mulailah muncul kelompok-kelompol elit dan intelektual bangsa dan inilah landasan penting terbentuknya kesadaran dan kebangkitan nasional di Indonesia.

9. Perubahan dalam aspek Politik


Sejak kedatangan dan penjajahan bangsa barat datang ke nusantara, sejak itu pula terjadi perubahan-perubahan politik. Dengan berbagai senjata modern dan politik adu domba yang mereka terapkan, kolonial mampu melemahkan kekuasaan raja, residen, bupati dan sebagainya.

Bahkan strata sosial bagi raja dan kaum priyayi lebih rendah dari orang Cina dan Arab yang tinggal di Indonesia.

Politik yang digunakan Belanda, antara lain:

Belanda memaksa penandatanganan Korte Verklaring (Plakat Pendek) kepada daerah-daerah yang berhasil ditaklukkan.

Selanjutnya, pemerintah kolonial memberlakukan sistem pemerintahan model indirect rule (pemerintahan tidak langsung) yang memanfaatkan penguasa pribumi (para bupati) untuk mengeksploitasi rakyat dan sumber kekayaan alam.

10. Perubahan dalam aspek Budaya


Perubahan ini terjadi karena penetrasi kebudayaan yang dilakukan bangsa-bangsa Barat pada masa penjajahan.
Perubahan seni arsitektur di zaman kolonial barat
Penetrasi kebudayaan merupakan upaya menggeser pola budaya pribumi dengan pola budaya barat agar bangsa terjajah meniru pelbagai pola tingkah laku bangsa penjajah dan menjauhkan dengan budaya-budaya bangsanya sendiri.

Perubahan budaya pada masa kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia meliputi seni bangunan, tarian, cara berpakaian, agama, adat istiadat, bahasa, pendidikan dan teknologi.
KEMERDEKAAN SEBAGAI MODAL PEMBANGUNAN

KEMERDEKAAN SEBAGAI MODAL PEMBANGUNAN

Kemerdekaan Sebagai Modal Sosial dalam Pembangunan


Mengapa kemerdekaan menjadi modal sosial yang sangat penting dalam pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara?

Karena bangsa yang terbebas dari cengkeraman penjajah, akan menjadi negara yang mampu menata dan mengatur dirinya sendiri menuju ke arah penghidupan yang lebih baik, berkembang dan akhirnya menjadi bangsa dan negara yang maju dan disegani oleh negara-negara lain.

Rakyat dari negara yang merdeka akan lebih leluasa menyuarakan pendapat, mengemukakan ide dan menentukan para pemimpinnya sendiri. Kemudian melalui para pemimpin ini, negara akan menentukan ideologi negara, merancang dan menyusun undang-undang, lambang dan simbol negara, bendera nasional, bahasa persatuan, militer, lagu kebangsaan dan menentukan arah serta kebijakan perekonomian nasional, akhirnya sejajar dengan negara-negara lainnya yang telah merdeka.

Hal ini mengingatkan kita kepada upaya keras yang dilakukan oleh para tokoh pendiri negara Indonesia pada masa menjelang dan sesudah kemerdekaan, yaitu pada sidang-sidang BPUPKI dan PPKI.

Baca BPUPKI dan Peran Sejarahnya.

Negara yang merdeka dan sederajat dengan negara merdeka lainnya, akan mudah turut serta mengikuti dan melihat perkembangan percaturan ekonomi dan politik dunia, menjalin kerjasama politik dan ekonomi dengan negara lain, mengikuti dan mengadakan even-even berskala nasional dan internasional, baik dalam even olah raga, ekonomi, politik, kebudayaan dan lainnya. Memajukan seni, budaya, dan pendidikannya, serta bebas mengekspresikan dirinya.

Semua yang telah kita sebutkan di atas tadi tidak mungkin dapat dilakukan oleh negara yang masih dalam keadaan terjajah, kecuali sebagian kecil yang dapat dilakukan, itu pun masih diinterpensi dan diawasi secara ketat oleh negara yang menjajahnya. Akhirnya perubahan masyarakat yang terjajah pun menjadi lambat dan sempit atau terbatas.

Maka sangat patut disyukuri dengan puji dan syukur yang tak terhingga kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugerah berupa kemerdekaan bagi bangsa Indonesia ini. Melalui ikhtiar dan doa yang terus menerus selama berpuluh-puluh tahun serta mengalami penjajahan dari berbagai negara yang berbeda, akhirnya negara Indonesia secara defacto dan de jure berhasilkan memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Tinggal kita, bagaimana harus mengisi kemerdekaan ini dengan cara dan sikap yang sebaik-baiknya. Kemerdekaan harus di isi dalam segala bidang yang mengarah kepada kebaikan. Salah satunya dengan cara melakukan pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju, beradab dan berbudaya tinggi, disegani oleh semua negara dan terutama untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.

Fungsi dan Peran Kelembagaan dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya untuk Pembangunan Nasional

Fungsi dan peran kelembagaan dalam mengelola keragaman sosial

Fungsi dan Peran Kelembagaan dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya untuk Pembangunan Nasional


Keragaman sosial budaya merupakan aset yang sangat penting untuk pembangunan nasional karena itu pemerintah harus mampu mengelola kekayaan sosial budaya ini secara maksimal dengan melibatkan semua komponen masyarakat yang bersentuhan langsung dengan budaya (culture) setempat untuk meningkatkan kesejahteraan umum.

Agar pengelolaan ini dapat dilakukan dengan baik maka diperlukan sebuah kelembagaan yang memenej dan mewadahi keragaman sosial budaya tersebut.

Fungsi dan peran kelembagaan ini sudah mulai berjalan dengan baik. Di beberapa tempat di Indonesia, pemerintah daerah sering mementaskan beberapa atraksi budaya daerah, sebagai salah satu upaya mengembangkan budaya-budaya setempat.

Di sisi lain atraksi budaya ini sekaligus merupakan promosi wisata untuk menarik orang berkunjung ke tempat tersebut. Orang-orang asing banyak datang ke seluruh daerah di Indonesia selain alasan keindahan panorama alam juga karena daya tarik dari kemajemukan sosial budaya ini. Masyarakat dan wisatawan asing sangat menyukai keragaman seni dan budaya bangsa Indonesia.

Terkait dengan materi kita ini, kita kan melihat fungsi dan peran beberapa lembaga dalam mengelola keragaman sosial budaya untuk mewujudkan pembangunan nasional. Berikut beberapa fungsi dan peran beberapa lembaga yang dimaksud.

1. Fungsi dan Peran lembaga Keluarga


Lembaga keluarga adalah elemen atau unsur yang terpenting dalam masyarakat dan negara. Ini karena pendidikan berawal dari keluarga. Keluarga yang mampu melaksanakan peran pendidikan dengan baik, akan menghasilkan anak-anak yang berkualitas. Sebaliknya jika gagal, akan berdampak pada terganggunya proses sosialisasi pada anak.

Di sinilah letak fungsi dan peran penting keluarga (melalui pendidikan) mengajarkan anak-anak mereka makna dari keberagaman.

Lembaga keluarga tempat untuk pertama kalinya seorang anak mengakui dan sadar adanya perbedaan-perbedaan yang harus dihargai. Mulai dari dalam keluarga mereka sendiri, anak akan menemukan berbagai perbedaan fisik, psikis dan sosial dan kemudian akan berlanjut dan dialami anak dalam lingkungan yang lebih luas, yakni masyarakat.

Karena itu, lembaga keluarga harus dapat memberikan kesadaran kepada seluruh anggota keluarganya, bahwa perbedaan atau keberagaman itu adalah karunia Tuhan yang harus selalu dihargai dan dihormati.
 

2. Fungsi dan Peran Lembaga Agama


Di bawah ini adalah beberapa hal penting dari fungsi dan peran lembaga agama dalam mengelola keberagaman sosial budaya di Indonesia.

a. Pemberdayaan umat


Pemberdayaan umat dilakukan melalui pemberian pendidikan keterampilan bagi masyarakat di samping mengajarkan kepada umat sesuai dengan agama yang mereka anut tentang ibadah yang mereka jalankan. Pemberdayaan umat dimaksudkan untuk mengasah dan mengembangkan potensi masyarakat untuk bisa hidup kreatif, produktif dan mandiri.

b. Melakukan komunikasi antar umat beragama


Perbedaan keyikan beragama harus mendapat perhatian dan pengelolaan yang serius dan baik, karena ini adalah masalah yang cukup sensitif.

Pengelolaan yang tidak baik akan menyebabkan timbulnya perpecahan dalam masyarakat sehingga bisa merugikan dan menghambat lajunya pembangunan nasional.

Karena itu harus perlu dilakukan pembentukan sebuah wadah atau forum antar umat beragama untuk mewujudkan komunikasi yang baik dan toleransi antar umat beragama.

Artikel lainnya Fungsi dan Peran Keragaman Agama

3. Fungsi dan Peran Lembaga Ekonomi dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya


Bagaimana fungsi dan peran lembaga-lembaga ekonomi dalam memanfaatkan keragaman sosial budaya untuk pembangunan nasional?

Salah satu fungsi dan peran lembaga ekonomi dalam memanfaatkan keragaman sosial budaya yaitu untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat.

Pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat dalam hal ini ditempuh melalui sektor pariwisata. Indonesia sebagaimana kita ketahui adalah salah satu tujuan wisatawan dunia dan ini harus terus ditingkatkan melalui promosi-promosi wisata dan fetival-festival kebudayaan.

Seperti yang telah kita singgung di awal tadi dan beberapa artikel lainnya di blog ini, salah satu keunggulan daya tarik pariwisata di Indonesia adalah karena keragaman sosial budaya yang dimiliki oleh bangsa ini. Kalau semua ini dapat dimanfaatkan dengan baik maka berdampak pada meningkatnya jumlah kunjugan wisatawan, baik manca negara maupun domestik.

Membeludaknya jumlah wisatawan akan berdampak luas pada kegiatan industri dan ekonomi masyarakat. Akan tumbuh dan berkembang terutama di daerah-daerah wisata lembaga-lembaga ekonomi seperti produksi, konsumsi dan distribusi karena pasarnya sudah ada.

Di desa Sade, dekat pantai Kute, Lombok-Tengah Nusa Tenggara Barat, disebut sebagai desa seni, karena tempat itu terkenal dengan kegiatan masyarakatnya dalam menghasilkan barang-barang seni dan berbagai kerajinan tangan yang sangat diminati oleh para wisatawan asing dan domestik. Bahkan penduduk setempat masih kental dengan budaya dan adat istiadat leluhur mereka, hingga tempat itu salah satu tempat yang ramai dikunjungi oleh para turis.

Di tempat-tempat lain tumbuh dan berkembang pula kuliner khas, penginapan, hotel, pasar seni, pedagang dan sebagainya yang mempunyai dampak yang sangat baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Baca: Fungsi dan Peran Keragaman Sosial Budaya.

4. Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya


Lembaga pendidikan, baik yang formal maupun yang non formal berperan penting dalam melakukan transformasi budaya masyarakat dan mengelola keragaman budaya

Bentuk transformasi budaya kepada para peserta didik adalah memasukkan pelajaran muatan lokal di sekolah, seperti bahasa daerah. Bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan berupa bahasa.

Saat ini juga banyak sekolah yang mengajarkan seni tradisional seperti membatik, seni tari, dan sebagainya.

Sedangkan bentuk pendidikan keragaman budaya melalui lembaga pendidikan adalah mengajarkan kepada para siswa budaya dan seni tradisional daerah lain, seperti tarian dan lainnya.

5. Fungsi dan Peran Lembaga Budaya dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya


Lembaga budaya dalam hal ini lembaga adat memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam mewariskan dan mengembangkan budaya dari generasi ke generasi, hingga kelestarian warisan budaya leluhur, seperti berbagai bentuk kesenian, kerajinan, adat istiadat, keramahtamahan, sikap, gotong royong dan lain sebagainya tetap lestari.

6. Fungsi dan Peran Lembaga Politik


Lembaga politik yang ada di Indonesia terdiri dari 3 elemen penting yaitu yang biasa disebut dengan Trias Politika, seperti Eksekutif (kepresidenan), Legislatif (DPR), dan Yudikatif (MA).

Ketiganya memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola keragaman sosial budaya bangsa Indonesia. Tanpa ketiga Lembaga Negara ini, maka tidak akan tercapai yang namanya ketertiban umum yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia.

Berikut 3 contoh fungsi dan peran lembaga politik dalam pengelolaan keragaman sosial budaya untuk pembangunan nasional.

a. Menyusun perundang-undangan yang melindungi keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia.
b. Menyusun perundang-undangan yang memungkinkan berkembangnya keragaman sosial budaya.
c. Mengelola keragaman sosial budaya demi pembangunan nasional.

Suatu tambahan untuk Fungsi dan Peran Lembaga Agama


Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang memberikan kebebasan bagi warga negaranya untuk memeluk dan menjalankan agamanya (agama resmi yang diakui negara) sesuai dengan keyakinan agama masing-masing dengan tidak melanggar batas-batas toleransi antar umat beragama.

Lembaga-lembaga agama yang diakui negara Indonesia, yang memiliki fungsi dan peranan dalam mengelola keberagaman sosial budaya di Indonesia adalah.

1. Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk umat Islam.
2. Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) untuk umat Katolik.
3. Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) untuk umat Protestan.
4. Parisada Hindu Dharma indonesia (PHDI) untuk umat hindu.
5. Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) untuk umat Buddha.
6. Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) untuk umat Khonghucu.

Kesimpulan


Keragaman sosial budaya yang dimiliki bangsa Indonesia harus terus di jaga dan dilestarikan keberadaannya, karena potensi ini merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang sangat penting artinya bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Untuk mengelola dan memanfaatkan keragaman sosial budaya ini dengan baik, harus ada beberapa lembaga yang mewadahi, mengelola dan mengembangkannya sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing untuk menyokong pembangunan nasional yang sedang dan terus berjalan, tanpa merusak nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat Indonesia.

Demikianlah pembahasan kita tentang Fungsi dan Peran Kelembagaan dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya untuk Pembangunan Nasional. Semoga bisa membantu melengkapi bahan materi belajar anda.

Silahkan baca juga: Keragaman Sosial Budaya Sebagai Modal Dasar Pembangunan.

Tulisan ini saya rujuk dari: Buku Pegangan Siswa IPS Kelas VIII Semester 2 Kurikulum 2013. Cetakan 2014. Depdiknas.

5 Manfaat Bermain Diluar Ruangan

5 Manfaat Bermain Diluar Ruangan

Sebagian besar dari anak-anak pada hari ini asyik bermain di dalam ruangan atau di rumah dengan tablet dan video game. Mereka sangat senang dan sangat menikmati kedua permainan ini, sehingga mereka tidak mau, atau mungkin lupa untuk melibatkan diri dalam permainan di luar ruangan bersama teman-teman sebaya.

Tahukah anda, jika anda sebagai orang tua menemukan anak anda seperti ini, berhati-hatilah dan sama sekali hal tersebut tidak bisa dibiarkan berlanjut.

Anak-anak harus bermain di luar, ini akan membuat mereka lincah dan bersemangat. Biarkanlah putra putri anda bermain dengan teman-teman sebaya di luar, anda akan melihat mereka merasa berjiwa bebas dan sehat.

Kendala utama yang dirasakan anak pada waktu ini adalah rutinitas yang membuat anak merasa terjebak di antara sekolah dan kegiatan ekstra kurikuler, ditambah dari sikap defensif orang tua terhadap anak-anak mereka. Sikap defensif ini timbul karena keinginan kedua orang tua melindungi anak-anaknya dari luka dan memar.

Bersikap melindungi dan perhatian anak memang penting, tetapi jika terlalu ketat dalam mengawasi anak, tentu itu tidak baik bagi perkembangan jiwa si anak. Karena itu, sedikit longgarlah membiarkan anak bermain dan berintraksi dengan teman-teman mereka di luar rumah.

Yakinlah bermain dan bercengkrama adalah bagian dari masa kanak-kanak yang harus diingat dengan mesra pada waktu mereka dewasa kelak.

Di bawah anda akan melihat dan mengetahui manfaat yang didapat oleh anak jika dibiasakan bermain di luar rumah (outdoor play).

5 Manfaat bermain Di Luar Ruangan


1. Meningkatkan kemampuan belajar


Anak akan belajar lebih baik ketika semangat, pikiran dan tubuh terlibat secara bersamaan. Dengan melakukan permainan di luar, seluruh keperibadian mereka akan berkembang dan dengan demikian kemampuan mereka dalam belajar juga semakin tumbuh.

2. Baik untuk kesehatan


Ketika anak bisa menjelajahi hal-hal di luar, mereka cenderung lebih aktif. Saat mereka bermain di alam terbuka, itu membakar kalori dan meninggikan stamina. Ini juga akan membangun otot-otot dan secara keseluruhan membugarkan mereka. Anak-anak harus kuat semenjak masih kecil, bahagia dan sehat.

3. Meningkatkan keterampilan sosial


Pintu luar rumah anda adalah tempat di mana anak-anak merasa bebas. Ini adalah dunia terbuka bagi mereka, di mana mereka bebas melakukan berbagai aktivitas permainan tanpa perasaan khawatir dan cemas.

Selain itu, dengan melangkahkan kaki mereka keluar dari rumah untuk bermain, di sana mereka akan bertemu dengan anak-anak lain dan juga berkenalan serta berteman dengan anak baru. Hal ini memungkinkan untuk memperbaiki kemampuan sosial dan komunikasi mereka.

4. Membangun kreativitas


Bermain di luar ruangan dapat memotivasi kreativitas anak anda. Ini akan merangsang imajinasi tak berujung mereka. Hal ini bisa terjadi karena tidak ada batasan dan hambatan seperti yang akan mereka temukan di dalam rumah.

5. Hidup Sehat


Ketika bermain di bawah sinar matahari, itu artinya anak-anak mendapatkan Vitamin-D yang memiliki fungsi untuk membantu perkembangan tulang dan gigi, juga membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka. Bermian di luar ruangan membuat anak-anak bahagia dan lepas.

Ini juga memiliki peran yang sangat baik dalam meningkatkan sikap positif mental, membuat mereka menjalani kehidupan yang sukses dan bahagia.

Menghabiskan waktu diam di dalam rumah apalagi tanpa melakukan kegiatan apapun, tidak akan membuat anak anda menjadi sehat, bahkan membuat mereka menjadi lesu alias tidak bergairah.

Dorong anak anda untuk pergi keluar, bermain dan menggunakan semua tenaga mereka secara konstruktif, terutama ketika anak terlihat gelisah, setelah duduk berlama-lama di dalam rumah. Dengan bermain, pasti akan membantu mereka untuk mendapatkan kembali kedamaian dan perasaan rilek.

Jangan lewatkan: Tahapan Perkembangan Kognitif Anak.

Demikian 5 manfaat bermain di luar ruangan yang akan diperoleh oleh anak-anak anda ketika bermain bersama dengan teman-teman sebaya mereka.

Artikel ini merupakan terjemah bebas dari artikel berbahasa Inggris berjudul “5 Benefits of Outdoor Play” yang ditulis oleh Vaaridhi Vairagi.

Fungsi dan Peran Keragaman Agama

Fungsi dan Peran Keragaman Agama

Fungsi dan Peran Keragaman Agama


Negara Indonesia terkenal dengan keragaman umat beragama dan aliran kepercayaannya.

Terdapat 6 aliran agama yang dianut dan diakui oleh negara, yakni: Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu,Buddha, dan Konghucu.

Dan Agama Islam adalah agama yang paling besar penganutnya. Lebih dari 80 persen penduduk Indonesia memeluk agama Islam.

Walaupun demikian keragaman agama yang ada ini, tidak sampai menyebabkan bangsa terpecah belah persatuan dan kesatuannya, justeru ummat beragama di Indonesia menjadi contoh bagi keberlangsungan demokrasi dan sikap toleransi terbesar di dunia.

Lembaga agama mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting. Agama adalah pedoman hidup yang menjadi penerang dan penunjuk manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya, baik itu untuk mengejar cita-citanya di dunia maupun untuk akhiratnya kelak.

Baca juga Fungsi Kelembagaan Sosial.

Karena semua agama memiliki nilai-nilai dan norma-norma baik yang mengajarkan manusia cara menjalani hidupnya untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan kebahagian di akhirat nanti.

Fungsi dan Peran Keragaman Agama dalam Pembangunan Nasional


Terkait dengan pembangunan nasional yang akan disasar, maka agama atau pranata agama memiliki fungsi dan peran, sebagai berikut.

1. Fungsi dan Peran dalam Bidang Pendidikan

Agama dalam pendidikan mempunyai fungsi dan peran untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada segenap manusia, terutama yang menyangkut pengetahuan kehidupan di dunia dan akhirat.

Artinya di samping mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada umatnya masing-masing, agama juga mendidik dan mengajarkan pemeluknya ilmu-ilmu keduniawian agar manusia mengetahui bagaimana mereka memenuhi kebutuhan dan menjaga kelangsungan hidupnya di dunia.

Sebagai alat pendidikan, agama dapat mewujudkan perannya sebagai motivator dan inspirasi masyarakat untuk berkreasi.

2. Fungsi dan peran agama sebagai penyelamat bagi para pemeluknya

Sebagai manusia religi, manusia cenderung kepada agama. Kita dapat membuktikan tentang ini bahwa sejak zaman prasejarah manusia sudah menganut suatu aliran kepercayaan, baik animisme ataupun dinamisme sebagai bentuk aktualisasi diri akan kebutuhan dan kedekatan mereka dengan Tuhan.

Manusia sejak zaman purba dahulu kala sudah percaya bahwa ada Tuhan atau dewa yang mencipta, mengatur, dan menjaga alam serta segenap isinya. Karena itu mereka melakukan upacara-upacara keagamaan sesuai pemahaman yang mereka miliki  untuk memohon keselamatan dan kemudahan dalam setiap urusan kepada dewa mereka.

Dalam Islam, agama disebut juga hudan linnas (petunjuk bagi manusia). Petunjuk ke jalan yang benar atau selamat hingga terhindar dari larangan-larangan yang merugikan bagi diri sendiri dan orang lain.

Setiap agama memiliki kitab sucinya masing-masing yang menjadi pegangan dan panduan kepada setiap penganutnya untuk mencapai keselamatan baik di dunia dan di akhirat.

Jadi agama merupakan petunjuk dan pedoman bagi manusia untuk memperoleh keselamatan dan kebahagian dunia dan akhirat.

3. Fungsi dan peran agama sebagai alat kontrol sosial

Bayangkan kalau agama tidak ada, maka manusia akan tetap mengalami masa jahiliah/kebodohan yang berbuat semaunya. Tatanan hidup akan kacau walaupun ada ilmu yang lain.

Karena tidak ada kontrol yang dapat mengatur kehidupan hubungan kemasyarakatan sebaik dan selengkap yang terdapat dalam agama.

Karena itu, pranata agama pulalah yang paling diandalkan sebagai alat kontrol sosial. Di dalamnya terdapat aturan-aturan dan norma-norma dalam berbagai bidang sosial, ekonomi dan sebagainya yang harus dipatuhi oleh setiap orang yang menganutnya.

Dalam Islam misalnya, terdapat norma yang mengatur cara berpakaian dan bertingkah laku para muslimin dan muslimat, cara berjual beli, menuntut ilmu, tata cara pernikahan dan lain sebagainya.

Jika tercipta masyarakat yang religius maka kemungkinan timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang sangat meresahkan sekarang ini tidak akan terjadi, paling tidak dapat ditekan semenimal mungkin.

Jadi sebagai alat kontrol sosial, agama berfungsi mengatur bagaimana pranata hubungan sosial yang berhubungan dengan masalah sosial, ekonomi, dan sebagainya yang menyangkut hablun minannas atau hubungan manusia dengan manusia lainnya dapat berjalan baik dan seimbang. Tidak hanya menyangkut hubungan manusia dengan Tuhannya.

Demikian pentingnya masalah ini, sehingga kita harus betul-betul mampu memaksimalkan semua fungsi dan peran keragaman agama ini demi suksesnya pembangunan nasional Indonesia.

Artikel sebelumnya Fungsi dan Peran Keragaman Budaya.


Setidaknya ada 2 hal yang harus diupayakan dalam mengoptimalkan fungsi dan peran keragaman agama  dalam pembangunan nasional ini, yaitu: 1) agama harus dijadikan spirit dalam pembangunan, dan; 2) agama harus di jadikan sebagai pengendali atau kontrol masyarakat dalam bersikap dan berprilaku.

Fungsi dan Peran Keragaman Budaya

5 Fungsi dan Peran Keragaman Budaya


Artkiel ini adalah sebagai kelanjutan dari artikel saya sebelumnya. Pada artikel tersebut telah kita singgung sedikit tentang Fungsi dan Peran Keragaman Budaya yang kita contohkan berupa tarian daerah di Indonesia.

Silahkan simak Fungsi dan Peran Keragaman Sosial Budaya.

Keberagaman Budaya Indonesia

Bahwa kita telah mengatakan tarian daerah tidak hanya sekedar tontonan yang menghibur saja, tapi lebih dari itu tarian adalah bagian dari keberagaman budaya yang mempunyai pesan-pesan nilai moral dan keagamaan yang dapat menginspirasi dan dapat diteladani oleh setiap elemen masyarakat kita.

Dan untuk pembahasan kali ini, kita akan melihat apa saja fungsi dan peran dari keragaman budaya tersebut bagi bangsa Indonesia.

Adapun fungsi dan peran keragaman budaya adalah sebagai berikut.

1. Sebagai daya tarik bangsa asing


Sebagai salah satu negara tujuan wisata dunia, maka keragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia adalah modal yang sangat berharga sebagai daya tarik bagi para wisatawan manca negara untuk datang mengunjungi Indonesia.

Karena menyadari pentingnya hal tersebut, setiap daerah berbenah diri untuk menghidupkan dan menampikan bagian-bagian khas dari kultur mereka kepada para wisman dan wisatawan domestik.

Berbagai atraksi dan promosi budaya sering dilakukan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke daerah masing-masing. Bali contohnya. Selain terkenal dengan keindahan panorama alamnya, Bali juga terkenal dengan kekayaan budaya dan adat istiadatnya. Kedua perpaduan kekayaan (keindahan alam dan kultur) inilah yang menjadi sebab membeludaknya turis ke tempat tersebut.

Tempat-tempat wisata lain seperti di Sumatra, Jawa, Sulawesi dan daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia juga melakukan yang sama dengan Bali dan menunjukkan kelbihan dan kekhasan masing-masing. Sebut saja Lombok yang terkenal sebagai daerah seribu masjid menonojolkan wisata halal sebagai ikonnya dan juga sudah sangat terkenal sampai manca negara.

Kenapa produk wisata menjadi primadona?

Kegiatan pariwisata adalah salah satu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk dan membantu kegiatan perekonomian rakyat, seperti produk aneka barang dan jasa, hotel, losmen, kuliner dan sebagainya.

Baca Keuntungan Pariwisat Indonesia.

2. Mengembangkan kebudayaan nasional


Dengan memiliki keanekaragaman budaya daerah maka dengan sendirinya akan membentuk sebuah budaya yang diakui oleh seluruh elemen bangsa yang disebut dengan kebudayaan nasional.

Kebudayaan nasional adalah suatu kebudayaan yang didukung oleh sebagaian besar warga suatu negara, dan memiliki syarat mutlak bersifat khas dan dibanggakan, serta memberikan identitas terhadap warga.

Sementara pengertian dari budaya nasional adalah budaya yang dihasilkan oleh masyarakat bangsa tersebut sejak zaman dahulu hingga kini sebagai suatu karya yang dibanggakan yang memiliki kekhasan bangsa tersebut dan memberi identitas warga, serta menciptakan suatu jati diri bangsa yang kuat.

Contoh dari sebuah hasil buday yang akrab dengan kita adalah batik. Setiap daerah di Indoneisia memiliki produk batik tersendiri dan dengan corak khas yang berbeda. Karena itu batik dijadikan sebagai pakaian nasional. Inilah yang disebut dengan budaya lokal menjadi budaya nasional.

3. Tertanamnya sikap toleransi


Menurut saya, Karena adanya perbedaan-perbedaanlah manusia menjadi saling mengenal dan bahwa tanpa adanya perbedaan manusia tidak mungkin tahu caranya bersikap menghargai/tolerani terhadap orang lain.

Demikian pula halnya yang menyangkut beragamnya budaya yang ada di Indonesia. Setiap suku mempunyai budaya yang berbeda-beda yang harus bisa saling menghargai dan menghormati demi utuhnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Supaya dapat menghormati dan menghargai budaya lain dengan baik, maka kita harus tahu dan mengenal budaya dari suku lain tersebut.

Kita tahu, setiap suku atau daerah ingin mengembangkan kebudayaan masing-masing untuk dikenal oleh suku atau daerah lainnya. Kalau setiap suku sudah bisa saling menghargai, maka akan muncul sikap kebersamaan untuk saling memberikan kesempatan kebudayaan lain untuk berkembang.

Dengan kata lain kekayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia mempunyai edukasi/pendidikan positif terutama dalam menanamkan sikap toleransi masyarakat Indonesia.

4. Saling melengkapi hasil  budaya


‘Tidak ada suatu apapun yang sempurna di dunia ini’. Demikianlah ungkapan yang di amini oleh semua orang.

Demikian pula dengan budaya dan kebudayaan yang datang dari hasil pemikiran dan kreativitas manusia, tentu tidak ada yang sempurna pula. Ketidaksempurnaan inilah yang mendorong timbulnya kebutuhan kepada yang lainnya untuk bisa saling mengisi dan melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada hingga menghasilkan inovasi budaya baru yang sangat berharga.

Contohnya: Batik. Pada mulanya batik ini adalah kerajinan khas masyarakat Jawa Tengah dengan motif Jawa. Tapi kemudian batik ini berinteraksi dengan budaya-budaya lain di luar Jawa akibatnya motif batik sekarang banyak coraknya tergantung daerah mana yang membuatnya.

Contoh lainnya, musik keroncong. Musik ini merupakan hasil perpaduan antara musik pop Spanyol dengan musik Melayu. Contoh ini juga sekaligus dapat menjadi contoh no 5 di bawah.

5. Mendorong Inovasi Kebudayaan


Inovasi kebudayaan terjadi karena pembelajaran dari kebudayaan yang berlangsung terus menerus dalam sekian lama untuk memperoleh kemajuan dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
Inovasi bermakna perubahan atau pembaharuan dari sesuatu yang sudah ada dan berkembang sebelumnya. Ini bisa disebabkan karena adanya asimilasi atau akulturasi dua atau lebih kebudayaan.

Contoh.kebudayaan berupa teknologi pertanian yang telah diwariskan nenek moyang. Setiap masyarakat memiliki cara bercocok tanam yang kadang berbeda. Perbedaan ini tentu didasari oleh berbagai penyebab. Dengan terjadinya komunikasi kebudayaan cara bertani, maka akan memperbaiki kebudayaan yang telah berkembang.

Catatan:

Hasil kebudayaan berupa bentuk-bentuk pakaian adat, lagu daerah, tarian daerah, rumah adat, alat musik, seni pertunjukan, upacara adat, aturan dan tata cara perkawinan, senjata tradisional dan lain sebagainya. Berbagai macam hasil kebudayaan inilah yang kita sebut sebagai kekayaan keragaman budaya Indonesia.

Demikianlah artikel yang membahas Fungsi dan Peran Keragaman Budaya yang dapat saya sampaikan pada para pembaca budiman sekalian. Kurang lebihnya mohon dimaafkan dan sampai jumpa pada artikel-artikel saya selanjutnya. Terima kasih.


Anda dapat merujuk sebagian isi dari materi di atas pada Buku Pegangan Siswa IPS Terpadu kelas VIII/2 K-13 yang diterbitkan oleh Kemendikbud tahun 2014.

Fungsi dan Peran Keragaman Sosial Budaya dalam Pembangunan

Fungsi dan Peran Keragaman Sosial Budaya dalam Pembangunan

Fungsi dan Peran Keragaman Sosial Budaya dalam Pembangunan


Sebagai bagian dari anak bangsa yang besar ini, telah kita maklumi bersama bahwa bangsa kita ini memiliki ke aneka ragaman suku bangsa dan memiliki slogan yang indah untuk menyatukan kita, yaitu walaupun berbeda-beda kita tetap satu jua yaitu bangsa Indonesia.

Keragaman sosial budaya bangsa ini bisa kita lihat dari perbedaan suku bangsa, bahasa, budaya dan agama. Perbedaan-perbedaan tersebut sebenarnya merupakan pengaruh dari interaksi manusia dengan lingkungan hidup. Tapi karena sebab perbedaan-perbedaan ini pula kita bisa menjalin pergaulan, ingin saling mengenal dan saling bekerjasama antar kelompok masyarakat.

Tapi sekarang yang ingin kita tahu, bagaimanakah fungsi dan peran keragaman sosial budaya tersebut dalam pembangunan negara kita tercinta ini?

Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan kita di atas, mari simak uraian selanjutnya di bawah ini.

1. Fungsi dan Peran Keragaman Suku Bangsa


Sebelum kita uraikan lebih lanjut mengenai fungsi dan peran ini mari kita lihat dulu pengertian dari suku itu sendiri.

Suku adalah suatu kesatuan masyarakat atas dasar kesamaan bahasa, budaya, dan tempat tinggal. Contoh Suku Sasak di Lombok, Suku Jawa di Jawa, Suku Sunda di Jawa Barat, Suku Dayak di Kalimantan, Suku Batak di Sumatra Utara dan Suku Asmat di Papua.

Setiap suku memiliki kebiasaan hidup yang berbeda-beda, kemudian kebiasaan hidup ini berkembang menjadi budaya dan ciri khas suku masing-masing, jadilah kemudian yang dinamakan keragaman budaya.

Karena dipengaruhi pula oleh geografis tempat tinggalnya setiap suku inipun memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berbeda untuk bisa mempertahankan hidupnya. Umpanya begini, penduduk yang tinggal didaerah yang subur maka penduduknya ahli dalam bidang pertanian, sedangkan daerah yang banyak pantainya penduduknya akan terampil dalam pelayaran dan penangkapan ikan.

Jadi, keragaman suku bangsa akan menyebabkan keragaman budaya, teknologi, bahasa, dan sebagainya. Inilah yang menjadi potensi penting bagi bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunannya.

Dengan kata lain keragaman suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia disebabkan karena setiap suku bangsa tersebut memiliki keahlian, teknologi, dan kebudayaan yang diwariskan dari nenek moyang mereka. Sebab perbedaan ini pulalah setiap suku bisa saling mengisi dan melengkapi untuk menjadi bangsa yang makmur, kuat dan hebat.

2. Fungsi dan Peran Keragaman Bahasa


Karena beragamnya suku bangsa secara otomatis bahasa daerah yang ada di Indonesia berbeda-beda pula. Setiap suku mempunyai bahasa daerah sendiri yang digunakan untuk berkomunikasi antar sesama suku. Bahasa daerah yang banyak ini kemudian disatukan ke dalam bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia.

Bahasa bukan sekedar alat bertutur saja. Bukan sekedar bahasa pengantar di lembaga-lambaga saja. Bahasa yang kita pakai sekarang baik itu bahasa daerah maupun bahasa nasional merupakan salah satu dari hasil budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.

Bahasa sebagai alat komunikasi atau kontak didedakan menjadi dua, yaitu bahasa verbal atau biasa kita sebut dengan bahasa lisan; dan bahasa non verbal atau bahasa dengan gerakan anggota tubuh.

Sekarang mari kita lihat peranan dan fungsi bahasa tersebut.

Apa sajakah fungsi dan peran bahasa bagi manusia? Jawabannya yaitu:

a. Bahasa menjadi alat komunikasi

Komunikasi adalah tuturan, pembicaraan atau kontak dua arah (timbal balik) antara dua orang atau lebih di mana masing-masing pihak ada yang berfungsi sebagai penyampai pesan dan ada pula yang berfungsi sebagai penerima pesan.

Interaksi yang terjalin dengan baik adalah interaksi yang disertai dengan komunikasi. Sehingga komunikasi ini sangat baik dalam menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan orang lain.

b. Bahasa digunakan menjadi alat untuk menyatakan ekspresi diri

Ekspresi itu keadaan jiwa yang ada pada diri setiap orang berupa perasaan senang, sedih, geli, cemas, dan sebagainya. Terkadang keadaan jiwa ini bisa terlihat dengan jelas dari raut wajah seseorang, tetapi untuk bisa menyatakan dengan jelas harus dikomunikasikan dengan menggunakan bahasa. Jadi tanpa bahasa tidak mungkin orang bisa mengungkapkan perasaan yang dialaminya kepada orang lain.

c. Bahasa sebagai alat kontrol sosial

Kontrol atau pengawasan tidak akan mungkin bisa dilakukan tanpa menggunakan bahasa. Bahasa sebagai alat kontrol sosial ini tidak hanya menggunakan bahasa lisan saja tapi dapat juga dilakukan dengan berbagai media yang telah kita kenal pada masa kita sekarang ini. Misalnya kita bisa membuat dan menempelkan pengumuman yang bisa menyampaikan maksud kita seperti tulisan "DI LARANG MEROKOK DI AREA RUMAH SAKIT".

Sekarang mari kita tinjau, fungsi dan peran keragaman bahasa tadi dalam pembangunan nasional.

Adapun fungsi dan peran bahasa dalam pembangunan nasional adalah:

a. Keragaman bahasa sebagai wujud kekayaan budaya bangsa Indonesia

Keragaman bahasa daerah yang dimiliki oleh Indonesia akan memperkaya perbendaharaan kosa kata bahasa nasional atau bahasa Indonesia. Karena banyaknya bahasa daerah ini maka semakin banyak unsur-unsur bahasa daerah yang diserap menjadi bahasa nasional. Maka bahasa Indonesia dari tahun ke tahun memiliki kosa kata yang banyak yang dapat dipergunakan dalam segala aktivitas sehari-hari.

b. Keragaman bahasa mengandung nilai-nilai penting budaya bangsa

Tadi telah kita katakan bahwa bahasa bukan sekedar sebagai alat komunikasi tapi juga mengandung nilai-nilai budaya yang tinggi. Kenapa demikian?

Salah satunya bahasa yang kita gunakan memiliki tingkatan-tingkatan tersendiri dalam menyampaikannya. Bahasa yang digunakan orang tua kepada anak-anaknya akan berbeda dengan bahasa yang digunakan pada orang yang sebaya atau dengan atasannya di kantor.

Terlebih-lebih dalam bahasa daerah. Bahasa Jawa misalnya. Dalam bahasa Jawa terdapat tingkatan-tingkatan seperti bahasa Jawa ngoko (kasar atau pasaran), kromo alus (halus/sopan) dan kromo inggil (sangat halus).

Karya-karya seni dan sastra juga dipengaruhi oleh bahasa-bahasa ini sehingga mengandung nilai-nilai kehidupan. Begitu pula dengan berbagai buku pengetahuan ditulis biasanya mengikuti usia dan karekter budaya para pembacanya sehingga mudah diserap. Dengan demikian bahasa akan mendorong semangat bangsa untuk terus maju tanpa meninggalkan nilai-nilai budayanya.

Bahasa yang kita miliki baik bahasa daerah (bahasa ibu) maupun bahasa Indonesia memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam pembangunan bangsa karena bahasa digunakan untuk mentransfer ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan.

 3. Fungsi dan Peran Keragaman Budaya


Fungsi dan Peran Keragaman Sosial Budaya dalam Pembangunan

Mengapa keragaman budaya mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam meningkatkan pembangunan nasional?

Coba simak ilustrasinya berikut ini.

Setiap daerah di Indonesia memiliki tarian daerah masing-masing. Di Bali terkenal dengan tarian Kecak dan di Nangroe Aceh Darussalam dengan tarian Saman-nya. Jumlah tarian daerah atau tradisional tidak kurang dari 100 tarian daerah di Indonesia.

Tarian daerah tentu merupakan proses dan buah dari budaya setiap suku bangsa yang ada di Indonesia. Kekayaan budaya berupa tarian daerah yang begitu banyak ini akan menjadi daya tarik bagi wisatawan asing dan domestik sehingga jumlah kunjungan wisata semakin meningkat.

Imbas dari peningkatan kunjungan wisatawan akan berimbas kepada peningkata sarana dan prasarana, seperti jalan raya, hotel, pelabuhan, bandara, kuliner, handycraf dan lain-lain, sehingga pada akhirnya pembangunan nasional pun meningkat ditandai dengan meningkatnya kesejahteraan penduduk.

Silahkan lihat juga Keunggulan Pariwisata Indonesia.

Kesimpulan


Keragaman sosial budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan kekayaan dan warisan yang harus dijaga kelestarian dan keberadaannya. Unsur-unsur yang ada dalam sosial budaya itu memiliki fungsi dan peran masing-masing yang sangat penting dalam mendukung berlangsungnya pembangunan nasional menuju kesejahteraan dan kemajuan bangsa.

Pembangunan yang sedang giat dilaksanakan di negara ini haruslah dilakukan dengan penuh kebijakan tanpa harus mengorbankan nilai-nilai budaya yang dimiliki. Sebaliknya kekayaan sosial budaya ini harus terus dilestarikan dan dikelola dengan baik sebagai potensi dan modal dasar pembangunan, sehingga akhirnya Indonesia menjadi negara maju yang kaya dengan nilai-nilai tradisi.

Baca juga artikel sebelumnya Keragaman Sosial Budaya sebagai Modal Dasar Pembangunan Nasional.

Keragaman Sosial Budaya sebagai Modal Dasar Pembangunan Nasional

Keragaman Sosial Budaya sebagai Modal Dasar Pembangunan Nasional

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya dengan budaya yang berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya.

Keragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa ini merupakan modal yang sangat penting yang harus bisa dikelola dan dimanfaatkan dengan baik untuk mendukung proses pembangunan nasional.

Unsur Budaya meliputi:

  • Bahasa
  • Adat Istiadat
  • Pakaian
  • Teknologi
  • Seni
  • Agama
  • Politik
  • Pendidikan


Berdasarkan unsur-unsur budaya di atas, tentunya dengan hanya mengandakan kekayaan sumber daya alam yang kita miliki tidak cukup untuk melaksanakan pembangunan nasional.

Sumber daya alam hanya akan dapat dimanfaatkan dengan optimal jika SDA itu mampu dikelola dengan pendidikan dan teknologi yang baik.

Itulah sebabnya keragaman atau kekayaan sosial budaya yang dimiliki oleh suatu bangsa disebut pula modal sosial (modal masyarakat).

Silahkan lihat Hakikat Pembangunan Nasional.

Untuk diketahui pembahasan kita ini merupakan Tema IV yang berjudul Keragaman Sosial Budaya sebagai Modal Dasar Pembangunan Nasional yang terdiri dari 4 sub bab/sub tema, yakni:

A. Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial

B. Fungsi dan peran keragaman sosial budaya

c. Fungsi dan peran kelembagaan sosial budaya

d. Kemerdekaan sebagai modal pembangunan nasional

Kemudian pembahasan ini kita bagi ke dalam 4 artikel yang terpisah supaya tidak terlalu panjang dan menyita banyak waktu. Dan untuk pembahasan yang pertama yang kita jadikan artikel pada kesempatan kali ini adalah sub bab Sifat dan bentuk interaksi sosial.

Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan


Sifat atau karekteriksi sosial budaya masyarakat yang berbeda pada setiap daerah di Indonesia menyebabkab perbedaan bentuk interaksi atau hubungan sosialnya pula.

Perbedaan ini dapat kita lihat pada aspek seni, budaya dan politik. Di mana perbedaan-perbedaan ini pula yang akan memperluas hubungan atau interaksi yang dilakukan, tidak hanya lokal saja tapi sudah merambah pada hubungan antar daerah.

Pastinya dalam berinteraksi tersebut mempunyai efek atau pengaruh terhadap pembangunan nasional. Efek ini bisa bersifat mendukung pembangunan nasional dan bisa pula menghambat terjadinya pembangunan nasional.

Hal ini mungkin saja terjadi, karena dalam interaksi yang dilakukan dalam masyarakat tidak hanya dapat berjalan dengan baik dan lancar saja, tetapi juga sering terjadi pertentangan dan perpecahan yang dapat menghambat lajunya perekonomian dan pembangunan.

Sifat-sifat Interaksi Sosial Budaya Dalam Kehidupan Masyarakat


Sebagai makhluk sosial dan sekaligus sebagai makhluk ekonomi, manusia tidak mungkin lepas dari interaksi ini.

Setiap orang memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda untuk mendukung kehidupannya. Untuk memenuhi semua ini, manusia tidak mungkin mampu memenuhinya sendiri karena itu dia butuh dengan orang lain. Karena inilah kemudian yang mendorong terjadinya interaksi tadi.

Interaksi yang terjadi antar manusia, dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Interaksi yang dilakukan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.

2. Interaksi yang terjadi antara seorang indivu dengan kelompok. Contoh sederhana dari interaksi ini adalah hubungan antara seorang guru yang mengajar dihadapan sekelompok murid di dalam kelas.

3. Interaksi yang dilakukan antara kelompok dengan kelompok lainnya. Seperti pertandingan sepak bola antara tim kesebelasan Arema melawan tim kesebalasan Persebaya.

Berinteraksi pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama dengan cara saling memahami dan membantu antara orang-orang yang terlibat dalam interaksi tersebut.

Tapi seperti yang telah kita singgung di atas tidak semua interaksi itu berjalan dengan mulus yang di landasi dengan kebersamaan dan persatuan , sehingga sering terjadi gesekan-gesekan kepentingan yang mengarah pada permusuhan dan pertentangan, bahkan dalam skala yang lebih luas seperti hubungan antar negara dapat menyebabkan pecahnya perang.

Interaksi yang mengarah kepada kebersamaan disebut dengan interaksi yang bersifat asosiatif, sedangkan yang menuju pertentangan dan permusuhan disebut dengan interaksi yang bersifat dissosiatif.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat


Bentuk-bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat di bedakan menjadi 2 yaitu:

1. Bentuk Asosiatif

2. Bentuk Disosiatif

Penjelasan

Bentuk Asosiatif


Bentuk asosiatif adalah hubungan sosial yang mengarah ke dalam bentuk kerjasama sebagai sebuah proses yang terjadi karena adanya saling pengertian dan kerjasama dua arah (timbal balik) antara orang-orang yang melakukan interaksi.

Dengan kata lain hubungan dalam bentuk asosiatif ini bersifat positif, menyenangkan, terjalin persatuan dan kesatuan serta memiliki keinginan yang sama untuk mencapai tujuan bersama.

Bentuk-bentuk interaksi asosiatif dapat berupa:

a. Kerjasama (coorperation), kerjasama yang terjalin untuk mencapai tujuan yang sama, seperti kerjasama dalam pendirian perusahaan.

b. Akomodasi (accomodation), artinya melakukan penyesuaian sosial supaya tidak terjadi pertentangan.

c. Asimilasi (assimilation), artinya peleburan antara kedua kebudayaan sehingga lahirlah budaya baru yang dimiliki bersama. Seperti perkawinan antar suku.

d. Akulturasi (acculturation), artinya peleburan antara kedua kebudayaan tanpa menghilangkan unsur atau keperibadian budaya aslinya. Seperti Menara Masjid Kudus yang lahir dari seni arsitektur Hindu dengan arsitektur Islam.

Bentuk Disosiatif


Bentuk disosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah ke bentuk perpecahan atau merenggangkan solidaritas.

Bentuk hubungan disosiatif harus diupayakan untuk dihindari sebisa mungkin dengan cara menenggang rasa, toleransi, menghargai dan menanamkan rasa kebersamaan.

Hubungan yang terjalin secara disosiatif ini dapat membuat kehidupan tidak tenang dan tidak nyaman dan ujung-unjungnya dapat menjadi kendala dan menghambat setiap tujuan yang diinginkan.

Ada pun bentuk proses disosiaitif ini dapat berupa:

a.   Persaingan (competition), artinya perjuangan atau usaha yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk sebuah kemenangan. Dalam persaingan sering timbul perselisihan dan permusuhan tapi belum sampai menimbulkan ancaman atau benturan fisik. Contoh persaingan antar pedagang.

b.  Kontravensi, artinya persaingan yang meningkat menjadi permusuhan dan perasaan tidak senang kepada pribadi seseorang secara tersembunyi. Jada kontravensi ini posisinya di tengah-tengah antara kompetisi dan konflik.

c. Konflik, berarti pertikaian dan permusuhan yang disertai ancaman dan benturan fisik yang terkadang sampai merenggut jiwa seseorang, hal ini bisa terjadi karena perbedaan paham dan kepentingan yang mendasar. Contoh seperti konflik bersenjata antara GAM dan RI pada tahun-tahun yang telah lalu.

Demikianlah akhir dari pembahasan kita di sub tema materi kali ini dan untuk sub bab berikutnya akan kita lanjutkan pada artikel yang akan datang, Insya Allah.

Silahkan baca juga Bentuk-bentuk Interaksi Sosial.

Dan semoga artikel yang berjudul Keragaman Sosial Budaya sebagai Modal Dasar Pembangunan Nasional sesi pertama ini mudah dipahami sehingga dapat membantu proses pembelajaran peserta didik di sekolah. Terima kasih dan sampai jumpa.

Daftar Pustaka

Buku pegangan siswa IPS Kelas 8 semester 2 Kurikulum 2013.

Peran Kelembagaan dalam Pengelolaan SDA

Peran Kelembagaan dalam Pengelolaan SDA

Peran Kelembagaan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam


Sumber Daya Alam (SDA) dikelola oleh pemerintah dan swasta ditujukan dan diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan manusia demi meningkatkan kesejahteraan manusia.

Adapun pola pengelolaan sumber daya alam ini adalah meliputi:

Merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi SDA, Pendayagunaan SDA, dan pengendalian dengan prinsip keterpaduan dalam pengelolaan yang diselenggarakan dengan memperhatikan wewenang dan tanggung jawab instansi masing-masing sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Penyusunan dan pelaksanaan dari pola pengelolaan SDA ini dilakukan oleh lembaga atau instansi yang terintegrasi dan terkoordinasi dengan memperhatikan berbagai macam asas yang mendukung terselenggaranya pola pengelolaan yang sudah tersusun dengan lancar dan baik.

Asas-Asas Pola Pengelolaan SDA


Asas-asas pola pengelolaan Sumber Daya Alam yang harus berdasarkan sebagai berikut:

  • asas kelestarian
  • asas keseimbangan fungsi sosial
  • lingkungan hidup
  • ekonomi
  • asas kemanfaatan umum
  • asas keterpaduan dan keserasian
  • asas keadilan
  • asas kemandirian
  • asas transparansi dan akuntabilitas.


Pada tahapan selanjutnya pola pengelolaan sumber daya alam harus seluas-luasnya peran masyarakat dan dunia usaha baik koperasi, BUMN, BUMD maupun BUMS.

Baca Pelaku Utama dalam Perekonomian Indonesia.

Badan-badan usaha inilah yang menjadi wadah atau lembaga yang kemudian berperan dalam mengelola sumber daya alam sesuai dengan bidang usaha dan perijinan yang mereka miliki.

Lembaga-lembaga Pengelolaan SDA


Peran kelembagaan atau lembaga pengelolaan SDA dikelompokkan dalam 3 kategori.

1. Lembaga Operator
2. Lembaga Regulator
3. Lembaga Kontrol

Keterangan singkat masing-masing ke-3 kategori di atas, sebagai berikut.

Lembaga Operator

Lembaga operator inilah yang berperan secara langsung melaksanakan pengelolaan sumber daya alam yang tersedia.

Kegiatan yang mereka lakukan bersentuhan langsung dengan alam dan SDA. Kegiatan yang termasuk ke dalam bagian lembaga operator ini meliputi pengambilan sumber daya alam, pengolahan, hingga pemasaran.

Sedangkan bentuk-bentuk dari lembaga operator, seperti BUMN, BUMS, dan Koperasi. Dari ketiga bentuk lembaga di atas dapat kita lihat, bahwa yang terlibat di sini adalah negara, swasta dan masyarakat.

Lembaga Regulator

Lembaga regulator adalah lembaga yang berwenang menyusun kebijakan dan peraturan.

Kebijakan dan peraturan yang dibuat ini adalah wewenang yang dimiliki pemerintah dengan maksud agar dalam pemanfaatan sumber daya alam tidak melebihi batas dan merusak keseimbangan lingkungan.

Jangan sampai, maksud mulia dari pemanfaatan sumber daya alam - yakni untuk kesejahteraan masyarakat - hilang nilainya dengan rusaknya keseimbangan lingkungan.

Sebab terganggunya keseimbangan lingkungan dapat menimbulkan dampak-dampak negatif, seperti berbagai macam bencan yang justeru menyebabkan masyarakat menjadi tambah menderita dan merugi. Alih-alih tambah makmur yang ada adalah kerugian dan kemiskinan.

Inti dari terbitnya rugalasi ini adalah pemerintah menginginkan iklim usaha yang kondusif bagi para pelaku usaha dan juga ingin rakyat dapat menikmati produk dengan harga terjangkau dari hasil pengelolaan SDA tersebut.

Di buatnya berbagai regulasi oleh pemerintah yang mendukung dunia usaha dan rakyat sebagai konsumen terciptalah kesejahteraan yang pada akhirnya nanti mengantarkan kepada tujuan pembangunan nasional.

Macam-Macam Regulator


Regulasi ini dapat dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Karena itu lembaga regulator ini pun di bedakan menjadi dua, yaitu Lembaga Regulator Pemerintah Pusat dan Lembaga Regulator Pemerintah Daerah.

Pemerintah Pusat

Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat meliputi semua lembaga operator, baik itu BUMN, BUMS atau swasta maupun koperasi yang berada di seluruh wilayah Indonesia.

Kebijakan yang telah dikeluarkan pemeritah pusat dalam mendorong dan memajukan dunia usaha dan perdagangan, di antaranya sebagai berikut:

  1. Pemerintah mengeluarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian.
  2. Pemerintah mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1992 mengatur tentang Usaha Perbankan.
  3. Pemerintah mengubah beberapa bentuk perusahaan negara agar tidak menderita kerugian, seperti Perum Pos dan Giro diubah menjadi PT. Pos Indonesia, Perjan Pegadaian diubah menjadi Perum Pegadaian dan Perusahaan Jawatan Kereta Api diubah menjadi PT. Kereta Api Indonesia.
  4. Kebijakan ekspor untuk memperluas pasar produk dalam negeri.
  5. Kebijakan impor yang dibatasi untuk melindungi dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri.
  6. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana umum.
  7. Kebijakan kredit kepada pengusaha kecil dan petani.
  8. Kebijakan untuk memperlancar distribusi hasil produksi.
Pemerintah Daerah

Peraturan dan kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah daerah terbatas pada regulasi yang mengatur pengelolaan sumber daya alam yang berada di wilayahnya. Wewenang ini diberikan oleh pemerintah pusat sebagai bentuk otonomi bagi pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus wilyahnya sendiri.

Namun demikian, hak otonom ini tidak serta merta lepas seluruhnya dari kebijakan nasional (pusat). Pemerintah daerah tetap melaksanakan kebijakan pemerintah pusat sebagai pengatur tingkat nasional.

Sebagai ujung tombak terlaksanakanya pembangunan di daerahnya masing-masing, pemerintah daerah diberikan wewenang untuk mengatur pengelolaan di wilayahnya.

Berikut di antaranya adalah contoh dari kebijakan atau regulasi daerah.
  1. Perda Provinsi Papua Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Pertambangan Rakyat Daerah.
  2. Perda Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
  3. Perda Kabupaten Donggala Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Jasa Lingkungan Hidup.

Lembaga Kontrol (Pemerintah dan Non Pemerintah)


Lembaga ini berperan dalam mengontrol dan mengawasi semua kebijakan dan peraturan yang telah disetujui oleh semua pihak supaya proses pengelolaan sumber daya alam berjalan dengan baik, teratur dan kondusif.

Lembaga pengawasan atau kontrol baik pemerintah dan non pemerintah dapat mengajukan laporan ke lembaga yudikatif (badan hukum negara) termasuk lembaga KPK di dalamnya, apabila terjadi pelanggaran dalam proses pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam untuk segera diambil tindakan dan pemberian sanksi.

Sementara Lembaga Kontrol yang bukan berasal dari pemerintah (non pemerintah), adalah LSM. Bentuknya seperti Walhi, Greenpeace dan World Wide for Nature (WWF).

Pengawasan dan pengendalian eksploitasi SDA juga bisa dilakukan oleh masyarakat banyak melalui kearifan lokal yang ada di daerah bersangkutan.

Berikut adalah peran lembaga kontrol pengelolaan SDA.
  • Mengontrol pengelolaan SDA agar sesuai dengan asas keberlanjutan.
  • Mengawasi pengelolaan SDA agar sesuai dengan UUD 1945.
  • Mengevaluasi pengelolaan SDA untuk mengingkatkan kinerjanya di kemudian hari.
  • Melakukan kontrol dalam setiap pengelolaan SDA agar sesuai dengan asas keberlanjutan.
  • Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan SDA sesuai dengan UU yang berlaku.
  • Memberikan sanksi kepada pelanggar peraturan.

Dengan demikian selesai sudah pembahasan kita tentang Peran Kelembagaan dalam Proses Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA). Semoga artikel di atas dapat sebagai refrensi atau sumber pengetahuan bagi kita tentang materi ini. Terima kasih dan sampai jumpa pada artikel lainnya.

Materi ini dapat anda rujuk ke: Buku Pegangan Siswa IPS Kelas VIII Semester 2 Kurikulum 2013.

Membuat Foto Warna Menjadi Lebih Hidup dengan Photoshop

Membuat Foto Warna Menjadi Lebih Hidup dengan Photoshop

Cara Membuat Foto Warna Menjadi Lebih Hidup


Berikut ini adalah tutorial Photoshop tentang cara membuat foto suram menjadi lebih terang atau full color sehingga lebih menarik untuk dilihat.

Untuk cara membuatnya perhatikan step by step dari langkah-langkahnya di bawah ini.

Ok. Seperti biasa masukkan foto berwarna yang akan anda edit ke lembar kerja aplikasi photoshop.

Kemudian klik menu Image > Mode > Lab Color.

Membuat Foto Warna Menjadi Lebih Hidup dengan Photoshop

Proses pertama selesai, selanjutnya klik kembali menu Image > Apply Image, kemudian pada kotak dialog, centang Preview dan ubah beberapa parameternya, seperti: Channel, Blending, dan Opacity (nilai yang diisikan untuk tingkat kepekatan foto). Kemudian kalau merasa sudah pas tekan tombol OK.

Membuat Foto Warna Menjadi Lebih Hidup dengan Photoshop

Selanjutnya yang harus anda lakukan adalah mengembalikan mode Lab Color ke mode RGB kembali. Untuk itu silahkan anda menuju menu Image kembali kemudian pilih Mode dan tekan pilih RGB.

Untuk melihat perbandingan antara foto sebelum dan sesudah kita edit tadi, lihat kembali gambar pertama/paling atas.

Paling akhit simpan kerjaan anda tadi dengan cara Klik File > Save as. Gunakan format JPEG.

Membuat Foto Warna Menjadi Lebih Hidup dengan Photoshop

Demikianlah Membuat Foto Warna Menjadi Lebih Hidup dengan Photoshop, semoga tutorial di atas bermanfaat dan untuk tutorial PS lainnya, silahkan baca Membuat Foto Menjadi Soft Focus. Terima Kasih. Salam..
Back To Top